Jumat, 30 Mei 2014

edisi tragis dalam hidup

Sudah hampir  satu tahun melewatkan kejadian sial beruntun hanya dalam hitungan jam ya. Hal itu diawali ketika kita pergi ke kota bawa motor dinas miliknya ibu kades tempat kita kuliah kerja nyata (KKn), dan motor itu terkena tilang karena kita salah memahami rambu lalu lintas (atau malah tak pernah membaca). Yang kata kamu tidak sama dengan rambu-rambu jalan kota kita sendiri, sedangkan disini (di kota tempat KKn itu) ada tulisan “belok kanan Isyarat lalmpu”. Tapi malah kita berhenti karena ada lampu merah, padahal kita kan gak belok kanan, tapi jalan kita harus lurus, karena tujuan kita bukan parteker, tapi UNIRA. Aduh malunya minta ampun. Apalagi pada ibu kades yang baik hati itu. (jadi kangen sama beliau, yang sejak pelepasan itu kita tidak pernah bertemu kembali. Apalagi sama anaknya. Hahaha.................)
(kapan ya kita bisa silaturrahmi lagi dengan mereka, mumpung anaknya pulang kampung juga.)
Tapi kita tetap mujur kan, karena kita tertolong oleh kerabatku yang hampir saja saya lupa wajahnya, tapi malah dia yang terlebih dahulu mengenaliku (sangat memalukan). Trimakasih mas Ipung atas pertologannya dan pinjaman motornya. Dan—trauma itu tetap menghantui kita hampir satu bulan penuh.
Kejadian itu bermula saat saya diminta bantuan oleh teman yang yang juga KKn di kota lain untuk mengambilkan LCD  notebooknya di UNIRA. Jadilah saya sebagai kurir tanpa tanda jasa, karena saya juga berkepentingan dengan dia, tapi tanpaknya dia hanya PHP saja.
KILAS BALIK: kamu dan aku; sepertinya memiliki kesamaan dalam perjalan cinta—tesakiti. Lebih dari itu, seharusnya ketika mempercayai seseorang tidak 100%, tetapi sisakan diruang hati kita atau lebih banyak dari itu untuk menerima kekecewaan (ini nasehat dari salah satu teman baik saya ketika pada malam itu harapan saya pupus, trimaksih saudaraku—le’ toan). Apalagi laki-laki selalu tidak berdaya apabila dihadapkan pada perempuan, apalagi pada senyum manis yang palsu itu, atau malah semua wanita itu brengsek ya.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar